Blog Archive
My Facebook
Monday, January 17, 2011
Sejarah Singkat Ilmu Falaq
Ilmu falak, merupakan ilmu yang sudah tua, yang dikenal oleh manusia, bangsa-bangsa mesir, mesopotamia, babilonia dan tiongkok, sejab abad ke-20 sebelum masehi telah mengenal dan mempelajari ilmu falak ini. yang dikenal dengan ilmu perbintangan.
menurut suatu riwayat, pembagian sepeken (seminggu) atas tujuh hari, adanya sejak lebih dari 5000 tahun yang lalu, kemudian, hari-hari yang tujuh itu, untuk tidak mengelirukan, lalu diberinyalah nama-nama benda langit yang mereka telah kenal, yakni :
Matahari untuk hari Ahad
Bulan untuk hari Senin
Mars untuk hari Selasa
Marcurius untuk hari Rabu
Yupiter untuk hari Kamis
venus untuk hari jum’at, dan
Saturnus untuk hari Sabtu
kemudian sekitar abad ke-12 SM, di negeri Tiongkok, ilmu falak telah banyak mengalami kemajuan-kemajuan. mereka telah mampu menghitung kapan akan terjadinya gerhana, serta menghitung peredaan bintang-bintang.
sekitar abad ke-4 SM, di negeri Yunani yang sementara beada di zaman keemasannya ilmu pengetahuan, ilmu falak telah mendapat kedudukan yang sangat penting dan luas.
Pada abab ke-2 Masehi, seorang ahli bintang di Iskandaria (mesir) keturunan bangsa Yunani, yang bernama CLAUDIUS PTOLOMEAUS (90-168 M.) telah berhasil menghimpun pengetahuan tentang bintang-bintang dalam suatu naskah yang disebut TABRIL MAGESTHI. Naskah ini kemudian terserah keseluruh dunia dan dijadikan dasar sebagai pedoman ilmu perbintangan selanjutnya. Kemudian, sekitar tahun 325 Masehi, naskah itu diperluas oleh THEODOSEUS KEIZER di Roma dan pada abad ke-9, naskah itu telah disalin orang ke dalam bahasa arab. CLAUDIUS PTOLOMEUS ini, selain ahli bintang, juga ahli geografi, yang dalam catatatannya telah mencantumkan nama Jawa dan Tapanuli, sebagai tempat yang telah dikenal pada waktu itu.
Dia berpendapat, bahwa bumi tidak bergerak dan bumi dikelilingi oleh falkanya bulan, matahari dan planet-planet lainnya.
Pada abad ke-8 Masehi, pada masa pemerintahan Khalifah Al Mansur (754-775), khalifah dari bani Umayyah, telah didirikan sekolah astronomi di kota Baghdad. Khalifah sendiri termasuk, termasuk salah seorang ahli astronomi. Di bawah pemerintahan pengganti-penggantinya, Harun Al Rasyid dan Al Ma’mun sekolah itu menghasilkan karya-karya penting, theori-theori kuno diperbaharui, beberapa kesalahan PTOLOMEUS di perbaiki. Hasil observasi yang dilakukan oleh sekolah di baghdad telah dicatat dalam tabel yang diperiksa dengan teliti. YAHYA BIN MANSHUR dianggap sebagai orang yang penting dalam pekerjaan ini.
menurut suatu riwayat, pembagian sepeken (seminggu) atas tujuh hari, adanya sejak lebih dari 5000 tahun yang lalu, kemudian, hari-hari yang tujuh itu, untuk tidak mengelirukan, lalu diberinyalah nama-nama benda langit yang mereka telah kenal, yakni :
Matahari untuk hari Ahad
Bulan untuk hari Senin
Mars untuk hari Selasa
Marcurius untuk hari Rabu
Yupiter untuk hari Kamis
venus untuk hari jum’at, dan
Saturnus untuk hari Sabtu
kemudian sekitar abad ke-12 SM, di negeri Tiongkok, ilmu falak telah banyak mengalami kemajuan-kemajuan. mereka telah mampu menghitung kapan akan terjadinya gerhana, serta menghitung peredaan bintang-bintang.
sekitar abad ke-4 SM, di negeri Yunani yang sementara beada di zaman keemasannya ilmu pengetahuan, ilmu falak telah mendapat kedudukan yang sangat penting dan luas.
Pada abab ke-2 Masehi, seorang ahli bintang di Iskandaria (mesir) keturunan bangsa Yunani, yang bernama CLAUDIUS PTOLOMEAUS (90-168 M.) telah berhasil menghimpun pengetahuan tentang bintang-bintang dalam suatu naskah yang disebut TABRIL MAGESTHI. Naskah ini kemudian terserah keseluruh dunia dan dijadikan dasar sebagai pedoman ilmu perbintangan selanjutnya. Kemudian, sekitar tahun 325 Masehi, naskah itu diperluas oleh THEODOSEUS KEIZER di Roma dan pada abad ke-9, naskah itu telah disalin orang ke dalam bahasa arab. CLAUDIUS PTOLOMEUS ini, selain ahli bintang, juga ahli geografi, yang dalam catatatannya telah mencantumkan nama Jawa dan Tapanuli, sebagai tempat yang telah dikenal pada waktu itu.
Dia berpendapat, bahwa bumi tidak bergerak dan bumi dikelilingi oleh falkanya bulan, matahari dan planet-planet lainnya.
Pada abad ke-8 Masehi, pada masa pemerintahan Khalifah Al Mansur (754-775), khalifah dari bani Umayyah, telah didirikan sekolah astronomi di kota Baghdad. Khalifah sendiri termasuk, termasuk salah seorang ahli astronomi. Di bawah pemerintahan pengganti-penggantinya, Harun Al Rasyid dan Al Ma’mun sekolah itu menghasilkan karya-karya penting, theori-theori kuno diperbaharui, beberapa kesalahan PTOLOMEUS di perbaiki. Hasil observasi yang dilakukan oleh sekolah di baghdad telah dicatat dalam tabel yang diperiksa dengan teliti. YAHYA BIN MANSHUR dianggap sebagai orang yang penting dalam pekerjaan ini.
Label:
Keilmuan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
Mohon jangan meninggalkan SPAM dan link-link yang negatif!!
Untuk Artikel yang berumur lebih dari 20 hari akan dimoderasi oleh Admin.